Senin, 03 September 2012

WAWASAN WIYATA MANDALA


Sekolah Dan Wawasan Wiyatamandala
http://lafriofkalteng.files.wordpress.com/2012/02/index.jpg?w=570
“Only education can open the mind and the heart of human to achieve happiness, welfare, and peaceful life”
Pendidikan dalam arti luas, mengandung pengertian mendidik, mengajar, dan melatih, yang pada hakikatnya ketiganya merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan karena masing-masing memiliki fungsi tertentu dan mengarah kepada pembentukan bagian tertentu dari kepribadian anak didik.
  • Mendidik
tertuju pada pengembangan aspek-aspek moral, agama, dan segi kepribadian ke arah yang lebih baik. Lebih ditujukan pada pengembangan budi pekerti, semangat, ketaqwaan, dan lain-lain yang bermaksud mengangkat citra dan martabat kemanusiaan yang terdidik
  • mengajar
memusatkan sasaran pada pengisian ilmu pengetahuan serta peningkatan kecerdasan. Lebih ditujukan untuk mengembangkan dan mempertajam kemampuan anak didik untuk menganalisis masalah, mencari fakta, mengumpulkan alasan, dan menarik kesimpulan secara logis.
  • melatih
mengembangkan keterampilan anak dalam rangka mempraktekan hasil pendidikan dan pengajaran yang diterima. Sasaran kegiatan melatih adalah keterampilan jasmani.
Sebagaimana diri anak didik yang merupakan kesatuan harmonis dari semua kekuatan hakiki unsur-unsurnya, tiga segi pendidikan ini haruslah dilakukan bersama-sama, simultan, dan terpadu, serta berkelanjutan, serasi dengan perkembangan anak didik beserta lingkungan hidupnya.
Sekolah merupakan tempat terselenggaranya proses pendidikan yang berdasarkan Pancasila dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
“Pendidikan adalah suatu proses, proses yang tidak akan dapat berjalan secara wajar, tertib dan teratur tanpa di tunjang oleh unsur-unsur pendukungnya”
SEKOLAH MERUPAKAN WIYATAMANDALA
A. Arti Wawasan Wiyatamandala
Wawasan berarti pandangan; tinjauan. Wiyata berarti pengajaran; pendidikan. Mandala berarti bulatan; kawasan; lingkungan. Sehingga wawasan wiyatamandala adalah suatu pandangan atau tinjauan mengenai lingkungan pendidikan.
Wawasan wiyatamandala merupakan suatu pandangan bahwa suatu proses pendidikan di sekolah akan berhasil jika kita mendudukkan sekolah sesuai dengan fungsinya yakni sebagai lembaga pendidikan tempat berlangsungnya siswa belajar guru mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sekolah sebagai pengemban utama misi pendidikan hendaknya hanya digunakan untuk tujuan Pendidikan. Karena apabila sekolah keluar dari fungsinya, maka jalannya pendidikan akan terganggu dan martabat sekolah sebagai lembaga pendidikan serta merta akan turun. Oleh karena itu, setiap pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan berkewajiban untuk menciptakan sekolah sebagai wawasan wiyatamandala.
B. MENGAPA WAWASAN WIYATAMANDALA DIPERLUKAN?
Dalam usaha mewujudkan situasi dan kondisi yang aman, tentram dan nyaman selama KBM berlangsung, tentunya ada banyak faktor dan komponen yang harus menjadi perhatian kita semua. Yang perlu kita pahami adalah bahwa semua itu akan menimbulkan dorongan dan rangsangan untuk tetap berusaha menjamin kelancaran proses KBM agar berjalan tertib dan terhindar dari gangguan, baik dari dalam maupun luar sekolah.
Dari hal inilah diperlukan satu kesatuan pandangan yang sama dari warga sekolah mengenai eksistensi sekolah. Kesatuan pandangan inilah yang kita sebut wawasan wiyatamandala.
Konsep wiyatamandala adalah gagasan yang mengikat setiap warga sekolah sebagai suatu wadah dalam menuju tercapainya tujuan pendidikan. Konsep ini harus mampu menjamin tumbuhnya kedinamisan dalam kehidupan di sekolah.
C. ISI WAWASAN WIYATAMANDALA
Dilihat dari konsepnya sebagai gagasan yang dimamis, isi wawasan wiyatamandala adalah :
1. Sekolah merupakan wiyatamandala (lingkungan pendidikan) sehingga tak boleh digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan diluar tujuan pendidikan. Setiap warga sekolah harus dapat menunjukkan loyalitas yang tinggi terhadap sekolahnya.
Selain itu, pelaksanaan KBM harus semakin ditingkatkan, baik bersifat kurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler. Semuanya hendaknya dapat dilaksanakan dengan lebih terarah bagi perkembangan anak didik.
2. Wewenang dan tanggung jawab penuh kepala sekolah untuk menyelenggarakan proses pendidikan. Kepala sekolah merupakan “pintu” yang harus dilalui oleh aparat sekolah ataupun masyarakat luar apabila ada hal-hal yang bersangkut paut dengan sekolah.
3. Kerja sama antara guru dan orangtua murid sangatlah diperlukan agar tercipta keserasian antara fungsi pendidikan dalam lingkungan keluarga dan sekolah.
Guru sebagai pemeran sentral dalam pelaksanaan pendidikan merupakan penyuluh dan pembimbing ke arah masa depan yang lebih baik serta penggerak ke arah kemajuan. Kerja sama antara guru dan orangtua siswa di harapkan dapat menimbulkan pengertian dan membuka pandangan orang tua tentang apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab dalam membimbing anaknya.
4. Guru, didalam maupun diluar sekolah harus mampu menjunjung tinggi martabat dan citra guru sebagai manusia yang dapat digugu (di ikuti, dipercaya) dan ditiru. Ia harus dapat memberi contoh, bersikap dan bertindak yang baik sesuai dengan asas ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.
5. Sekolah sebagai wiyatamandala harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya, tetapi harus mencegah masuknya sikap dan perbuatan yang dapat menimbulkan pertentangan. Selain itu sekolah diharapkan menjadi teladan bagi kehidupan masyarakat sekitarnya.
D. PERANAN SISWA DALAM RANGKA MEWUJUDKAN SEKOLAH SEBAGAI WAWASAN WIYATAMANDALA
Terciptanya wawasan wiyatamandala disekolah merupakan kewajiban setiap unsur yang terlibat dalam pendidikan, termasuk siswa. Dalam rangka mewujudkan sekolah sebagai wiyatamandala, beberapa hal yang dapat dilakukan siswa :
1. Berperan secara aktif dan mendukung setiap kegiatan sekolah yang berhubungan dengan pendidikan.
2. Wajib melaporkan segala gejala dan gangguan yang terjadi disekolah kepada guru atau kepala sekolah.
3. Membantu terciptanya tata tertib di sekolah dengan mematuhinya.
4. Siswa berusaha untuk memanfaatkan waktu seefisien mungkin dalam belajar.
5. Pemanfaatan fasilitas belajar yang ada sebaik mungkin dan menjaganya agar tetap dalam kondisi optimal.
6. Mengikuti kegiatan-kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler yang membantu proses belajar-mengajar.
7. Siswa mengikuti kegiatan berorganisasi melalui OSIS.
8. Menghindari tindakan yang akan menganggu ketertiban dan proses KBM.
Banyak kegiatan yang bisa dan selayaknya dilakukan oleh siswa dalam mewujudkan sekolah sebagai Wawasan Wiyatamandala dan tentunya hal ini juga harus di dukung dan diarahkan penuh oleh guru dan kepala sekolah.
Marilah kita upayakan terciptanya Wawasan Wiyatamandala ini agar sekolah dapat berfungsi sesuai dengan statusnya (institusionalisasi) yakni melaksanakan proses belajar-mengajar sehingga tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan (profesionalisasi) dan pembinaan kehidupan yang sehat dikalangan siswa untuk menghadapi masa depannya.
“Pendidikan itu luar biasa karena laksana air di padang gersang. Pendidikan membantu memperluas cakrawala pandangan kita akan indahnya hidup dengan berbagi ilmu… Bersyukurlah, karena kita bisa menjadi bagian dari Pendidikan”

Load comments