Rabu, 26 September 2012

logo smk al ilyas malangbong



                                                  LOGO SMK AL ILYAS MALANGBONG

                                                            SPANDUK UTAMA 2012
                                                                BROSUR HAL 1 dan 2

Senin, 03 September 2012

WAWASAN WIYATA MANDALA


Sekolah Dan Wawasan Wiyatamandala
http://lafriofkalteng.files.wordpress.com/2012/02/index.jpg?w=570
“Only education can open the mind and the heart of human to achieve happiness, welfare, and peaceful life”
Pendidikan dalam arti luas, mengandung pengertian mendidik, mengajar, dan melatih, yang pada hakikatnya ketiganya merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan karena masing-masing memiliki fungsi tertentu dan mengarah kepada pembentukan bagian tertentu dari kepribadian anak didik.
  • Mendidik
tertuju pada pengembangan aspek-aspek moral, agama, dan segi kepribadian ke arah yang lebih baik. Lebih ditujukan pada pengembangan budi pekerti, semangat, ketaqwaan, dan lain-lain yang bermaksud mengangkat citra dan martabat kemanusiaan yang terdidik
  • mengajar
memusatkan sasaran pada pengisian ilmu pengetahuan serta peningkatan kecerdasan. Lebih ditujukan untuk mengembangkan dan mempertajam kemampuan anak didik untuk menganalisis masalah, mencari fakta, mengumpulkan alasan, dan menarik kesimpulan secara logis.
  • melatih
mengembangkan keterampilan anak dalam rangka mempraktekan hasil pendidikan dan pengajaran yang diterima. Sasaran kegiatan melatih adalah keterampilan jasmani.
Sebagaimana diri anak didik yang merupakan kesatuan harmonis dari semua kekuatan hakiki unsur-unsurnya, tiga segi pendidikan ini haruslah dilakukan bersama-sama, simultan, dan terpadu, serta berkelanjutan, serasi dengan perkembangan anak didik beserta lingkungan hidupnya.
Sekolah merupakan tempat terselenggaranya proses pendidikan yang berdasarkan Pancasila dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
“Pendidikan adalah suatu proses, proses yang tidak akan dapat berjalan secara wajar, tertib dan teratur tanpa di tunjang oleh unsur-unsur pendukungnya”
SEKOLAH MERUPAKAN WIYATAMANDALA
A. Arti Wawasan Wiyatamandala
Wawasan berarti pandangan; tinjauan. Wiyata berarti pengajaran; pendidikan. Mandala berarti bulatan; kawasan; lingkungan. Sehingga wawasan wiyatamandala adalah suatu pandangan atau tinjauan mengenai lingkungan pendidikan.
Wawasan wiyatamandala merupakan suatu pandangan bahwa suatu proses pendidikan di sekolah akan berhasil jika kita mendudukkan sekolah sesuai dengan fungsinya yakni sebagai lembaga pendidikan tempat berlangsungnya siswa belajar guru mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sekolah sebagai pengemban utama misi pendidikan hendaknya hanya digunakan untuk tujuan Pendidikan. Karena apabila sekolah keluar dari fungsinya, maka jalannya pendidikan akan terganggu dan martabat sekolah sebagai lembaga pendidikan serta merta akan turun. Oleh karena itu, setiap pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan berkewajiban untuk menciptakan sekolah sebagai wawasan wiyatamandala.
B. MENGAPA WAWASAN WIYATAMANDALA DIPERLUKAN?
Dalam usaha mewujudkan situasi dan kondisi yang aman, tentram dan nyaman selama KBM berlangsung, tentunya ada banyak faktor dan komponen yang harus menjadi perhatian kita semua. Yang perlu kita pahami adalah bahwa semua itu akan menimbulkan dorongan dan rangsangan untuk tetap berusaha menjamin kelancaran proses KBM agar berjalan tertib dan terhindar dari gangguan, baik dari dalam maupun luar sekolah.
Dari hal inilah diperlukan satu kesatuan pandangan yang sama dari warga sekolah mengenai eksistensi sekolah. Kesatuan pandangan inilah yang kita sebut wawasan wiyatamandala.
Konsep wiyatamandala adalah gagasan yang mengikat setiap warga sekolah sebagai suatu wadah dalam menuju tercapainya tujuan pendidikan. Konsep ini harus mampu menjamin tumbuhnya kedinamisan dalam kehidupan di sekolah.
C. ISI WAWASAN WIYATAMANDALA
Dilihat dari konsepnya sebagai gagasan yang dimamis, isi wawasan wiyatamandala adalah :
1. Sekolah merupakan wiyatamandala (lingkungan pendidikan) sehingga tak boleh digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan diluar tujuan pendidikan. Setiap warga sekolah harus dapat menunjukkan loyalitas yang tinggi terhadap sekolahnya.
Selain itu, pelaksanaan KBM harus semakin ditingkatkan, baik bersifat kurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler. Semuanya hendaknya dapat dilaksanakan dengan lebih terarah bagi perkembangan anak didik.
2. Wewenang dan tanggung jawab penuh kepala sekolah untuk menyelenggarakan proses pendidikan. Kepala sekolah merupakan “pintu” yang harus dilalui oleh aparat sekolah ataupun masyarakat luar apabila ada hal-hal yang bersangkut paut dengan sekolah.
3. Kerja sama antara guru dan orangtua murid sangatlah diperlukan agar tercipta keserasian antara fungsi pendidikan dalam lingkungan keluarga dan sekolah.
Guru sebagai pemeran sentral dalam pelaksanaan pendidikan merupakan penyuluh dan pembimbing ke arah masa depan yang lebih baik serta penggerak ke arah kemajuan. Kerja sama antara guru dan orangtua siswa di harapkan dapat menimbulkan pengertian dan membuka pandangan orang tua tentang apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab dalam membimbing anaknya.
4. Guru, didalam maupun diluar sekolah harus mampu menjunjung tinggi martabat dan citra guru sebagai manusia yang dapat digugu (di ikuti, dipercaya) dan ditiru. Ia harus dapat memberi contoh, bersikap dan bertindak yang baik sesuai dengan asas ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.
5. Sekolah sebagai wiyatamandala harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya, tetapi harus mencegah masuknya sikap dan perbuatan yang dapat menimbulkan pertentangan. Selain itu sekolah diharapkan menjadi teladan bagi kehidupan masyarakat sekitarnya.
D. PERANAN SISWA DALAM RANGKA MEWUJUDKAN SEKOLAH SEBAGAI WAWASAN WIYATAMANDALA
Terciptanya wawasan wiyatamandala disekolah merupakan kewajiban setiap unsur yang terlibat dalam pendidikan, termasuk siswa. Dalam rangka mewujudkan sekolah sebagai wiyatamandala, beberapa hal yang dapat dilakukan siswa :
1. Berperan secara aktif dan mendukung setiap kegiatan sekolah yang berhubungan dengan pendidikan.
2. Wajib melaporkan segala gejala dan gangguan yang terjadi disekolah kepada guru atau kepala sekolah.
3. Membantu terciptanya tata tertib di sekolah dengan mematuhinya.
4. Siswa berusaha untuk memanfaatkan waktu seefisien mungkin dalam belajar.
5. Pemanfaatan fasilitas belajar yang ada sebaik mungkin dan menjaganya agar tetap dalam kondisi optimal.
6. Mengikuti kegiatan-kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler yang membantu proses belajar-mengajar.
7. Siswa mengikuti kegiatan berorganisasi melalui OSIS.
8. Menghindari tindakan yang akan menganggu ketertiban dan proses KBM.
Banyak kegiatan yang bisa dan selayaknya dilakukan oleh siswa dalam mewujudkan sekolah sebagai Wawasan Wiyatamandala dan tentunya hal ini juga harus di dukung dan diarahkan penuh oleh guru dan kepala sekolah.
Marilah kita upayakan terciptanya Wawasan Wiyatamandala ini agar sekolah dapat berfungsi sesuai dengan statusnya (institusionalisasi) yakni melaksanakan proses belajar-mengajar sehingga tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan (profesionalisasi) dan pembinaan kehidupan yang sehat dikalangan siswa untuk menghadapi masa depannya.
“Pendidikan itu luar biasa karena laksana air di padang gersang. Pendidikan membantu memperluas cakrawala pandangan kita akan indahnya hidup dengan berbagi ilmu… Bersyukurlah, karena kita bisa menjadi bagian dari Pendidikan”

pendidikan karakter


        Apabila kita simak bersama, bahwa dalam pendidikan atau mendidik tidak hanya sebatas mentransfer ilmu saja, namun lebih jauh dan pengertian itu yang lebih utama adalah dapat mengubah atau membentuk karakter dan watak seseorang agar menjadi lebih baik, lebih sopan dalam tataran etika maupun estetika maupun perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
        Memang idealnya demikian. Namun apa yang terjadi di era sekarang? Banyak kita jumpai perilaku para anak didik kita yang kurang sopan, bahkan lebih ironis lagi sudah tidak mau menghormati kepada orang tua, baik guru maupun sesama. Banyak kalangan yang mengatakan bahwa "watak" dengan "watuk" (batuk) sangat tipis perbedaannya. Apabila "watak" bisa terjadi karena sudah dari sononya atau bisa juga karena faktor bawaan yang sulit untuk diubah, namun apabila "watak" =batuk, mudah disembuhkan dengan minum obat batuk. Mengapa hal ini bisa terjadi? Jelas hal ini tidak dapat terlepas adanya perkembangan atau laju ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi yang mengglobal, bahkan sudah tidak mengenal batas-batas negara hingga mempengaruhi ke seluruh sendi kehidupan manusia.

Makna Pendidikan
        Banyak kalangan memberikan makna tentang pendidikan sangat beragam, bahkan sesuai dengan pandangannya masing-masing. Azyumardi Azra dalam buku "Paradigma Baru Pendidikan Nasional Rekonstruksi dan Demokratisasi", memberikan pengertian tentang "pendidikan" adalah merupakan suatu proses di mana suatu bangsa mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan untuk memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien. Bahkan ia menegaskan, bahwa pendidikan lebih sekedar pengajaran, artinya, bahwa pendidikan adalah suatu proses dimana suatu bangsa atau negara membina dan mengembangkan kesadaran diri diantara individu-individu.
        Di samping itu, pendidikan adalah suatu hal yang benar-benar ditanamkan selain menempa fisik, mental dan moral bagi individu-individu, agar mereka menjadi manusia yang berbudaya, sehingga diharapkan mampu memenuhi tugasnya sebagai manusia yang diciptakan Allah Tuhan Semesta Alam sebagai makhluk yang sempurna dan terpilih sebagai khalifahNya di muka bumi ini yang sekaligus menjadi warga negara yang berarti dan bermanfaat bagi suatu negara.

Perkembangan Pendidikan
        Bangkitnya dunia pendidikan yang dirintis oleh Pahlawan kita Ki Hadjar Dewantara untuk menentang penjajah pada massa lalu, sungguh sangat berarti apabila kita cermati dengan saksama. Untuk itu tidak terlalu berlebihan apabila bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar memperingati hari Pendidikan Nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Mei ini, sebagai bentuk refteksi penghargaan sekaligus bentuk penghormatan yang tiada terhingga kepada para Perintis Kemerdekaan dan Pahlawan Nasional. Di samping itu, betapa jiwa nasionalisme dan kejuangannya serta wawasan kebangsaan yang dimiliki para pendahulu kita sangat besar, bahkan rela berkorban demi nusa dan bangsa. Lantas bagaimana perkembangan sekarang? Sangat ironis, memang. Banyak para pemuda kita yang tidak memiliki jiwa besar, bahkan sangat mengkhawatirkan, janganjangan terhadap lagu kebangsaan kita pun sudah tidak hafal, jangankan menghayati. Namun, kita sangat yakin dan semakin sadar, bahwa hanya melalui dunia pendidikanlah bangsa kita akan menjadi maju, sehingga dapat mengejar ketertinggalan dengan bangsa lain di dunia, sekaligus merupakan barometer terhadap kualitas sumber daya manusia.
        Krisis moneter yang berlanjut dalam krisis ekonomi yang terjadi hingga puncaknya ditandai dengan jatuhnya rezim Soeharto dari kekuasaannya pada Mei 1998 yang lalu, telah mendorong reformasi bukan hanya dalam bidang politik dan ekonomi saja, melainkan juga terimbas dalam dunia pendidikan juga. Reformasi dalam bidang pendidikan, pada dasarnya merupakan reposisi dan bahkan rekonstruksi pendidikan secara keseluruhan atau secara komprehensif integral. Reformasi, reposisi dan rekonstruksi pendidikan jelas harus melibatkan penilaian kembali secara kritis pencapaian dan masalah-masalah yang dihadapi dalam penyelenggaraan pendidikan nasional.
        Apabila kita amati secara garis besar, pencapaian pendidikan nasional kita masih jauh dan harapan, apalagi untuk mampu bersaing secara kompetitif dengan perkembangan pendidikan pada tingkat global. Baik secara kuantitatif maupun kualitatif, pendidikan nasional masih memiliki banyak kelemahan mendasar. Bahkan pendidikan nasional, menurut banyak kalangan, bukan hanya belum berhasil meningkatkan kecerdasan dan keterampilan anak didik, melainkan gagal dalam membentuk karakter dan watak kepribadian (nation and character building), bahkan terjadi adanya degradasi moral.

Reformasi Pendidikan
        Kita harus sadar, bahwa pembentukan karakter dan watak atau kepribadian ini sangat penting, bahkan sangat mendesak dan mutlak adanya (tidak bisa ditawar-tawar lagi). Hal ini cukup beralasan. Mengapa mutlak diperlukan? Karena adanya krisis yang terus berkelanjutan melanda bangsa dan negara kita sampai saat ini belum ada solusi secara jelas dan tegas, lebih banyak berupa wacana yang seolah-olah bangsa ini diajak dalam dunia mimpi. Tentu masih ingat beberapa waktu yang lalu Pemerintah mengeluarkan pandangan, bahwa bangsa kita akan makmur, sejahtera nanti di tahun 2030. Suatu pemimpin bangsa yang besar untuk mengajak bangsa atau rakyatnya menjadi "pemimpi" dalam menggapai kemakmuran yang dicita-citakan.
        Banyak kalangan masyarakat yang mempunyai pandangan terhadap istilah "kelatahan sosial" yang terjadi akhir-akhir ini. Hal ini memang terjadi dengan berbagai peristiwa, seperti tuntutan demokrasi yang diartikan sebagai kebebasan tanpa aturan, tuntutan otonomi sebagai kemandirian tanpa kerangka acuan yang mempersatukan seluruh komponen bangsa, hak asasi manusia yang terkadang mendahulukan hak daripada kewajiban. Pada akhirnya berkembang ke arah berlakunya hukum rimba yang memicu kesukubangsaan (ethnicity). Kerancuan ini menyebabkan orang frustasi dan cenderung meluapkan perasaan tanpa kendali dalam bentuk "amuk massa atau amuk sosial".
        Berhadapan dengan berbagai masalah dan tantangan, pendidikan nasional pada saat yang sama (masih) tetap memikul peran multidimensi. Berbeda dengan peran pendidikan pada negara-negara maju, yang pada dasarnya lebih terbatas pada transfer ilmu pengetahuan, peranan pendidikan nasional di Indonesia memikul beban lebih berat Pendidikan berperan bukan hanya merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetap lebih luas lagi sebagai pembudayaan (enkulturisasi) yang tentu saja hal terpenting dan pembudayaan itu adalah pembentukan karakter dan watak (nation and character building), yang pada gilirannya sangat krusial bagi notion building atau dalam bahasa lebih populer menuju rekonstruksi negara dan bangsa yang lebih maju dan beradab.
        Oleh karena itu, reformasi pendidikan sangat mutlak diperlukan untuk membangun karakter atau watak suatu bangsa, bahkan merupakan kebutuhan mendesak. Reformasi kehidupan nasional secara singkat, pada intinya bertujuan untuk membangun Indonesia yang lebih genuinely dan authentically demokratis dan berkeadaban, sehingga betul-betul menjadi Indonesia baru yang madani, yang bersatu padu (integrated). Di samping itu, peran pendidikan nasional dengan berbagai jenjang dan jalurnya merupakan sarana paling strategis untuk mengasuh, membesarkan dan mengembangkan warga negara yang demokratis dan memiliki keadaban (civility) kemampuan, keterampilan, etos dan motivasi serta berpartisipasi aktif, merupakan ciri dan karakter paling pokok dari suatu masyarakat madani Indonesia. Jangan sampai yang terjadi malah kekerasan yang meregenerasi seperti halnya yang terjadi di IPDN yang menjadi sorotan akhir-akhir ini (Kompas 16/4), Kekerasan fisik yang mengorbankan nyawa dan harta benda tersebut, sangat jelas terkait pula dengan masih bertahannya "kekerasan struktural" (structural violence) pada tingkat tertentu. Akibatnya, perdamaian hati secara hakiki tidak atau belum berhasil diwujudkan.

Pendidikan Karakter
        Tidak perlu disangsikan lagi, bahwa pendidikan karakter merupakan upaya yang harus melibatkan semua pihak baik rumah tangga dan keluarga, sekolah dan lingkungan sekolah, masyarakat luas. Oleh karena itu, perlu menyambung kembali hubungan dan educational networks yang mulai terputus tersebut. Pembentukan dan pendidikan karakter tersebut, tidak akan berhasil selama antar lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan keharmonisan.
        Dengan demikian, rumah tangga dan keluarga sebagai lingkungan pembentukan dan pendidikan karakter pertama dan utama harus lebih diberdayakan. Sebagaimana disarankan Philips, keluarga hendaklah kembali menjadi school of love, sekolah untuk kasih sayang (Philips, 2000) atau tempat belajar yang penuh cinta sejati dan kasih sayang (keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah). Sedangkan pendidikan karakter melalui sekolah, tidak semata-mata pembelajaran pengetahuan semata, tatapi lebih dari itu, yaitu penanaman moral, nilai-nilai etika, estetika, budi pekerti yang luhur dan lain sebagainya. Pemberian penghargaan (prizing) kepada yang berprestasi, dan hukuman kepada yang melanggar, menumbuhsuburkan (cherising) nilai-nilai yang baik dan sebaliknya mengecam dan mencegah (discowaging) berlakunya nilai-nilai yang buruk. Selanjutnya menerapkan pendidikan berdasarkan karakter (characterbase education) dengan menerapkan ke dalam setiap pelajaran yang ada di samping mata pelajaran khusus untuk mendidik karakter, seperti; pelajaran Agama, Sejarah, Moral Pancasila dan sebagainya.
        Di samping itu tidak kalah pentingnya pendidikan di masyarakat. Lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi terhadap karakter dan watak seseorang. Lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai etika, estetika untuk pembentukan karakter. Menurut Qurais Shihab (1996 ; 321), situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika sistem nilai dan pandangan mereka terbatas pada kini dan di sini, maka upaya dan ambisinya terbatas pada hal yang sama.
        Apabila kita cermati bersama, bahwa desain pendidikan yang mengacu pada pembebasan, penyadaran dan kreativitas sesungguhnya sejak masa kemerdekaan sudah digagas oleh para pendidik kita, seperti Ki Hajar Dewantara, KH. Ahmad Dahlan, Prof. HA. Mukti Ali, Ki Hajar Dewantara misalnya, mengajarkan praktek pendidikan yang mengusung kompetensi/kodrat alam anak didik, bukan dengan perintah paksaan, tetapi dengan "tuntunan" bukan "tontonan". Sangat jelas cara mendidik seperti ini dikenal dengan pendekatan "among"' yang lebih menyentuh langsung pada tataran etika, perilaku yang tidak terlepas dengan karakter atau watak seseorang. KH. Ahmad Dahlan berusaha "mengadaptasi" pendidikan modern Barat sejauh untuk kemajuan umat Islam, sedangkan Mukti Ali mendesain integrasi kurikulum dengan penambahan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan. Namun mengapa dunia pendidikan kita yang masih berkutat dengan problem internalnya, seperti penyakit dikotomi, profesionalitas pendidiknya, sistem pendidikan yang masih lemah, perilaku pendidiknya dan lain sebagainya.
        Oleh karena itu, membangun karakter dan watak bangsa melalui pendidikan mutlak diperlukan, bahkan tidak bisa ditunda, mulai dari lingklingan rumah tangga, sekolah dan masyarakat dengan meneladani para tokoh yang memang patut untuk dicontoh. Semoga ke depan bangsa kita lebih beradab, maju, sejahtera kini, esok dan selamanya. Seiring dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei Tahun 2007 yang lalu dan mereka yang lahir pada tanggal yang sama, semoga panjang umur dan berjiwa pendidik yang patut disuri tau-ladani generasi yang akan datang, bahkan lestari selamanya. Amin. ©

Selasa, 10 April 2012

syarat sidang

Pengumuman,
Persyaratan sidang gel. 1 2012 :
1. Mengambil formulir di bagian akademik
2. Telah melunasi semua administrasi keuangan
3. Telah lulus ujian komprehensif
4. Skripsi telah diberi nilai dan ditanda tangani (disetujui) oleh pembimbing 1 dan pembimbing 2
5. Skripsi diperbanyak 3 rangkap (diklip menggunakan mika warna biru)
6. Foto copy akte kelahiran
7. Foto copy ijazah terakhir
8. Transkip nilai telah lengkap (nilai D maks 2)
9. Pas Foto (ukuran 4 x 6 = 4, ukuran 3 x 4 = 4, bukan digital (hitam putih))
    * Pendaftaran dimulai 16 Maret 2012
    * Nilai dan Pengumuman lain di tempel hari sekarang
    * ttd. Ketua Prodi Pend. Mtmtk

Rabu, 07 Maret 2012

sungguh mulia tujuan pendidikan dimanapun


The United States Office of Education  pada tahun 1918 (dalam Hernawan, 2009; 2.6) telah mencanangkan tujuan pendidikan melalui Seven Cardinal Principles yang memuat hal-hal berikut :
1.      Health; sekolah diwajibkan mempertinggi taraf kesehatan murid-murid.
2.  Command of fundamental processes; mengacu pada penguasaan kecakapan pokok yang fundamental.
3.      Worthy home membership; sekolah dituntut untuk mendidik ana-anak menjadi anggota keluarga yang berharga sehingga berguna bagi masyarakat.
4.      Vocational efficiency; mengacu pada efisiansi dalam pekerjaan.
5.      Citizenship; mengompakan bangsa-bangsa.
6.      Worthy use of leisure; berdisiplin dalam waktu.
7.      Satisfaction of religious needs; pemuasan kehidupan keagamaan.

 Tujuan pendidikan di Indonesia yang diwujudkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

ironi, moral pendidikan bangsa Indonesia!!!

Bangsa Indonesia sangatlah menjungjung tinggi nilai moral dan keagamaan. Hal tersebut tercermin dalam sikap, adat – istiadat, dan budaya bangsa Indonesia yang  lebih dikenal dengan semboyan “gemah ripah repeh rapih”. Sebagaimana Hidayat dalam (Teguh, 2011 :1) mengatakan Nilai – nilai luhur inipun dikehendaki menjadi motivasi spiritual bagi bangsa ini dalam rangka melaksanakan sila – sila lainnya dalam pancasila.
Namun dalam realitanya dewasa ini terdapat sesuatu yang memprihatinkan dalam dunia pendidikan di Indonesia. seolah – olah nilai – nilai luhur di atas telah digadaikan oleh penerima pendidikan dengan sesuatu hal yang membawa kepada kehancuran, hal ini sesuai dengan pendapat Teguh (2011, 1) yang  menyebutkan bahwa salah  satu diantaranya adalah masih banyak anak didik dan output pendidikan di Indonesia yang belum mencerminkan kepribadian yang bermoral, seperti tawuran antar pelajar, penyalahgunaan obat – obatan terlarang, pelecehan seksual, pergaulan bebas, dan banyak lainnya.
Ironis memang betapa tujuan pendidikan yang sungguh luhur dirusak oleh para pelaku yang tidak bertanggungjawab. Namun sebenarnya apa penyebab utama degradasi moral  dan keagamaan bangsa Indonesia. Angga (2011, 1) mengatakan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menghancurkan moral atau akhlak manusia. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor  utama degradasi moral dan keagamaan bangsa Indonesia.
Era digital telah menciptakan dan melahirkan kemajuan yang sangat luar biasa di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan. Dimulai dari hadirnya alat hitung, computer dan kemudian berkembang ke segala lini hingga merambah ke dunia penerbangan dan luar angkasa, serta perubahan tersebut terjadi secara luar biasa drastis terjadi dihampir semua sektor. Namun perkembangan yang begitu pesat dari dunia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) ini terlampau jauh, penyeimbang IPTEK yakni Iman dan Taqwa (IMTAQ) diabaikan sehingga tidak bias saling melengkapi.
Perkembangan iptek yang semakin maju seakan membunuh imtaq, apalagi sumber daya manusia Muslim masih sangat minim dalam  menghadapi serangan iptek terhadap imtaq, sudah seharusnya menjadi tanggung jawab bersama untuk menyeimbangkan iptek dan imtaq.
Di dalam Dunia pendidikan Indonesia, iptek dan imtaq terlampau dipisah pisahkan, sebagaimana Ari Ginanajar (2007) mengatakan “ … yang mengalami keresahan akibat sistem pendidikan yang memisahkan tiga potensi kecerdasan manusia dan terlalu menekankan intelektualitas dan akademis”. Melihat hal tersebut dunia pendidikan berada pada posisi yang sangat riskan melihat masalah yang ada, oleh karena itu diperlukan solusi cerdas yang dapat mengatasi permasalahan ini.

Sabtu, 25 Februari 2012

SILABUS MTK KLS 8





Silabus PEMBELAJARAN




Sekolah       : SMPN 2 Malangbong
Kelas           : VIII (Delapan)
Mata Pelajaran      : Matematika
Semester     : I (satu)
ALJABAR
Standar Kompetensi : 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Pencapaian   Kompetensi
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Teknik
Bentuk
Contoh Instrumen
1.1 Melakukan operasi aljabar
Bentuk aljabar
Mendiskusikan hasil operasi tambah, kurang pada bentuk aljabar (pengulangan).
·   Menyelesaikan operasi tambah dan kurang pada bentuk aljabar.
Tes tertulis
Uraian
Berapakah:
 (2x + 3) + (-5x – 4)

2x40mnt
Buku Paket SMP/ Mts kelas VIII.
LKS
Mendiskusikan hasil operasi kali, bagi dan pangkat pada bentuk aljabar (pengulangan).
·   Menyelesaikan operasi kali, bagi dan pangkat pada bentuk aljabar
Tes tertulis
Uraian
Berapakah
(-x + 6)(6x – 2)
2x40mnt
1.2 Mengurai- kan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya


Bentuk aljabar
Mendata faktor suku aljabar berupa konstanta atau variabel


·   Menentukan faktor suku aljabar
Tes lisan
Daftar pertanyaan
Sebutkan variabel pada bentuk  berikut:
1.   4x + 3
2.   2p – 5
3.   (5a – 6)(4a+1)
2x40mnt
Buku Paket SMP/ Mts kelas VIII.
LKS
Menentukan faktor-faktor bentuk aljabar dengan cara menguraikan bentuk aljabar tersebut.
·   Menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya
Tes tertulis
Uraian
Faktorkanlah 6a - 3b + 12
2x40mnt
1.3 Memahami relasi dan fungsi



Relasi dan fungsi
Menyebutkan  hubungan yang merupakan suatu fungsi melalui masalah sehari-hari, misal hubungan antara nama kota dengan negara/propinsi, nama siswa dengan ukuran sepatu.
·   Menjelaskan dengan kata-kata dan menyatakan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan relasi dan fungsi
Tes lisan
Daftar pertanyaan
Berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan fungsi!
2x40mnt
Buku Paket SMP/ Mts kelas VIII.
LKS


Menuliskan suatu fungsi menggunakan notasi 
·   Menyatakan suatu fungsi dengan notasi
Tes tertulis
Uraian
Harga gula 1 kg Rp 5600,00. Harga a kg gula  5600 a rupiah.Nyatakan dalam bentuk fungsi a !
1x40mnt
1.4 Menentu-kan nilai fungsi


Fungsi
Mencermati cara menghitung nilai fungsi dan menentukan nilainya.
·   Menghitung nilai fungsi
Tes tertulis
Isian singkat
Jika f(x) = 4x -2 maka nilai f(3)=
2x40mnt
Menyusun suatu fungsi jika nilai fungsi dan data fungsi diketahui
·   Menentukan bentuk fungsi jika nilai dan data fungsi diketahui
Tes tertulis
Uraian
Jika f(x) = px + q, f(1) = 3 dan
f(2) = 4,  tentukan f(x).
2x40mnt
1.5 Membuat sketsa gra-fik fungsi aljabar se-derhana pada sis-tem koor-dinat Car-tesius


Fungsi
Membuat  tabel pasangan antara nilai peubah dengan nilai fungsi

·   Menyusun tabel pasangan nilai peubah dengan nilai fungsi

Tes tertulis

Isian singkat

Diketahui f(x) = 2x + 3.
Lengkapilah tabel berikut:
X
0
1
2
3
f(x)




2x40mnt

Menggambar grafik fungsi aljabar dengan cara menentukan koordinat titik-titik pada sistem koordinat Cartesius.
·   Menggambar grafik fungsi pada koordinat Cartesius
Tes tertulis

Uraian

Dengan menggunakan tabel gambarlah grafik fungsi yang dinyatakan f(x) = 3x -2.
2x40mnt

1.6 Menentu- kan gradi-en, persa-maan dan grafik garis lurus.
Garis Lurus
Menemukan pengertian dan nilai gradien suatu garis dengan cara menggambar beberapa garis lurus pada kertas berpetak.
·   Menjelaskan pengertian dan menentukan gradien garis lurus dalam berbagai bentuk
Tes tertulis
Uraian
Disajikan gambar beberapa garis pada kertas berpetak. Tentukan gradien garis-garis tersebut!
2x40mnt
Menemukan cara menentukan persamaan garis yang melalui dua titik dan melalui satu titik dengan gradien tertentu
·   Menentukan persamaan garis lurus yang melalui dua titik dan melalui satu titik dengan gradien tertentu
Tes tertulis
Uraian
Persamaan garis yang melalui titik (2,3) dan mempunyai gradien 2 adalah . .
2x40mnt
Menggambar garis lurus jika
-  melalui dua titik
-  melalui satu titik dengan gradien tertentu
-  persamaan garisnya diketahui.
·   Menggambar grafik garis lurus
Tes tertulis
Uraian
Gambarlah garis lurus dengan persamaan y = 2x - 4
4x40mnt
v  Karakter siswa yang diharapkan :   Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )

Silabus PEMBELAJARAN



Sekolah                         : SMPN 2 Malangbong
Kelas                             : VIII (Delapan)
Mata Pelajaran          : Matematika
Semester                       : I (satu)
Standar Kompetensi : 2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel  dan menggunakannya dalam pemecahan masalah

Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Pencapaian   Kompetensi 
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Teknik
Bentuk
Contoh Instrumen
2.1 Menyele-saikan sis-tem persa-maan line-ar dua va-riabel


Sistem Persamaan Linear Dua variabel
Mendiskusikan pengertian PLDV dan SPLDV


·   Menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV




Tes lisan
Uraian
Perhatikan bentuk   4x + 2 y = 2
                                   x – 2y = 4
a.   Apakah merupakan sistem
     persamaan?
b.   Ada berapa variabel?
c.   Apa variabelnya?
d. Disebut apakah bentuk tersebut?
2x40mnt
Buku teks dan lingkungan
Mengidentifikasi SPLDV dalam berbagai bentuk dan variabel
·   Menjelaskan SPLDV dalam berbagai bentuk dan variabel


Tes tertulis
Isian singkat
Manakah yang merupakan SPLDV?
a.       4x + 2y = 2
        x – 2y = 4
b.       4x + 2y   2
        x – 2y = 4
c.   4x + 2y >  2
        x – 2y = 4
d.       4x + 2y – 2 = 0
        x – 2y – 4 = 0
2x40mnt
Menyelesaikan SPLDV dengan cara substitusi dan eliminasi
·   Menentukan akar SPLDV dengan substitusi dan eliminasi
Tes tertulis
Uraian
Selesaikan SPLDV berikut ini:
3x – 2y = -1
-x + 3y = 12
2x40mnt
2.2 Membuat ma-tematika dari masa-lah yang berkaitan dengan sistem per-samaan linear dua variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Mengubah masalah sehari-hari ke dalam matematika berbentuk SPLDV


·   Membuat matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV
Tes tertulis
Uraian
Harga 4 pensil dan 5 buku  tulis Rp19 000,00 sedangkan harga 3 pensil dan 4 buku tulis Rp15 000,00. Tulislah matematikanya.
2x40mnt
2.3  Menyele-saikan mo-del mate-matika dari masalah yang ber-kaitan dengan sistem per-samaan linear dua variabel dan penaf-sirannya
Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel
Mencari penyelesaian suatu masalah  yang dinyatakan dalam matematika dalam bentuk SPLDV

·   Menyelesaikan matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya
Tes tertulis
Uraian
Selesaikan SPLDV berikut:
     2x + 3y = 8
     5x  - 2y =1
2x40mnt

Menggunakan grafik garis lurus untuk menyelesaikan matematika yang berkaitan dengan SPLDV dan menafsirkan hasilnya

·   Menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus
Tes tertulis
Uraian
Selesaikan SPLDV
 4x + 5y = 19
 3x + 4y = 15 
dengan menggunakan grafik garis lurus dan merupakan apakah hasilnya?
4x40mnt
v  Karakter siswa yang diharapkan :   Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )


Silabus PEMBELAJARAN



Sekolah           : SMPN 2 Malangbong
Kelas               : VIII (Delapan)
Mata Pelajaran          : Matematika
Semester         : I (satu)
GEOMETRI DAN PENGUKURAN
Standar Kompetensi : 3. Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Teknik
Bentuk
Contoh Instrumen
3.1  Menggu-nakan Teorema Pythago-ras untuk menentu-kan pan-jang sisi-sisi segi-tiga siku-siku.
Teorema Pythagoras
Menemukan Teorema Pythagoras dengan menggunakan persegi-persegi.
·   Menemukan Teorema Pythagoras


Tes tertulis

Uraian

Panjang sisi siku-siku suatu segitiga adalah a cm dan b cm, dan panjang sisi miring c cm. Tuliskan hubungan antara a, b, dan c.
2x40mnt
Buku teks, kertas berpetak, Pythagoras
Menuliskan rumus Teorema Pythagoras pada segitiga siku-siku.
·   Menghitung panjang sisi segitiga siku-siku jika dua sisi lain diketahui.
Tes tertulis
Uraian
Panjang salah satu sisi segitiga siku-siku 12 cm, dan panjang sisi miringnya 13 cm. Hitunglah panjang sisi siku-siku yang lain.
2x40mnt
Menerapkan Teorema Pythagoras pada segitiga siku-siku dengan sudut istimewa

·   Menghitung perbandingan sisi sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya 300, 450, 600)

Tes tertulis
Uraian
Segitiga ABC siku-siku di B. Sudut A = 300 dan panjang AC = 6 cm. Hitunglah panjang sisi AB dan BC.
4x40mnt
3.2 Memecah-kan masa-lah pada bangun datar yang berkaitan dengan Teorema Pythago-ras.
Teorema Pythagoras
Mencari perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa dengan menggunakan teorema Pythagoras

·   Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa
Tes tertulis
Uraian
Suatu segitiga ABC siku-siku di B dengan besar sudut A = 300, dan panjang AB=c cm
Hitung panjang sisi-sisi BC dan AC.
2x40mnt
Menggunakan teorema Pythagoras untuk menghitung panjang diagonal, sisi, pada bangun datar, misal persegi, persegipanjang, belah- ketupat, dsb
·   Menghitung panjang diagonal pada bangun datar, misal persegi, persegipanjang, belah- ketupat, dsb
Tes tertulis
Uraian
Persegipanjang mempunyai panjang 8 cm dan lebar 6 cm. Hitunglah panjang diagonalnya.
6x40mnt
v  Karakter siswa yang diharapkan :   Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )




Mengetahui,
Kepala SMPN 2 Malangbong



( ......................................................... )
NIP/NIK :…………..……………….

Garut, Februari 2012
Guru Mapel Matematika.



( Didit Wijaya)
NIP/NIK :…….…………….





Silabus PEMBELAJARAN


Sekolah                     : SMPN 2 Malangbong
Kelas                         : VIII (Delapan)
Mata Pelajaran      : Matematika
Semester                   : II (dua)
GEOMETRI DAN PENGUKURAN
Standar Kompetensi : 4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Pencapaian   Kompetensi 
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Teknik
Bentuk
Contoh Instrumen
4.1 Menentu kan unsur dan bagian-bagian lingkaran
Lingkaran
Mendiskusikan unsur-unsur dan bagian-bagian lingkaran dengan menggunakan model
·   Menyebutkan unsur-unsur dan bagian-bagian lingkaran : pusat lingkaran, jari-jari, diameter, busur, talibusur, juring dan tembereng.

Tes lisan
Daftar pertanyaan
             

                  
Disebut apakah ruas garis ?
2x40mnt
Buku Paket SMP/ Mts kelas VIII.
LKS
4.2 Menghitung keliling dan luas lingkaran

Lingkaran
Menyimpulkan nilai phi dengan menggunakan benda yang berbentuk lingkaran.
·   Menemukan nilai phi


Unjuk kerja
Tes uji petik kerja
Ukurlah keliling (K) sebuah benda berbentuk lingkaran dan juga diameternya (d).
Berapakah nilai
2x40mnt
Menemukan rumus keliling dan luas lingkaran dengan menggunakan alat peraga

·   Menentukan rumus keliling dan luas lingkaran

Tes lisan
Daftar Pertanyaan
Sebutkan rumus keliling lingkaran yang berjari-jari p.
Sebutkan rumus luas lingkaran yang berjari-jari q.
4x40mnt
Menggunakan rumus  keliling dan luas lingkaran dalam pemecahan masalah.
·   Menghitung keliling dan luas lingkaran.

Tes tertulis
Uraian
Hitunglah luas lingkaran jika ukuran jari-jarinya 14 cm.
4x40mnt
4.3 Mengguna-kan hu-bungan su-dut pusat, panjang busur, luas juring da-lam peme-cahan masalah.
Lingkaran
Mengamati hubungan sudut pusat dan sudut keliling yang menghadap busur yang sama

·   Menjelaskan hubungan sudut pusat dan sudut keliling jika menghadap busur yang sama

Tes tertulis
Isian singkat
Jika sudut A adalah sudut pusat dan sudut B adalah sudut keliling, sebutkan hubungan antara sudut A dan sudut B jika kedua sudut itu menghadap busur yang sama.
2x40mnt
Menghitung besar sudut keliling jika menghadap diameter atau busur yang sama.
·   Menentukan besar sudut keliling jika menghadap diameter dan busur yang sama.

Tes lisan
Daftar Pertanyaan
Berapa besar sudut keliling jika menghadap diameter lingkaran?
2x40mnt
Menghitung panjang busur, luas juring dan tembereng.
·   Menentukan panjang busur, luas juring dan luas tembereng.

Tes tertulis
Uraian
Di dalam lingkaran dengan jari-jari 12 cm, terdapat sudut pusat yang besarnya 900
Hitunglah: a. Panjang busur kecil
                 b. luas juring  kecil

4x40mnt
Menemukan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dan menggunakannya dalam pemecahan masalah

·   Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan masalah
Tes tertulis
Uraian
Seorang anak harus minum tablet yang berbentuk lingkaran. Jika anak tersebut harus minum 1/3 tablet itu dan ternyata jari-jari tablet 0,7 cm. Berapakah luas tablet yang diminum?
4x40mnt
4.4 Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran

Lingkaran
Mengamati sifat sudut yang dibentuk oleh garis singgung dan garis yang melalui titik pusat.
·   Menemukan sifat sudut yang dibentuk oleh garis singgung dan garis yang melalui titik pusat.
Tes tertulis
Uraian
Perhatikan gambar!
 

               
              
Berapakah besar sudut P?
Jelaskan!
2x40mnt
Mencermati garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua lingkaran


·   Menjelaskan garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua lingkaran.

Tes tertulis
Isian singkat
Perhatikan gambar!
      




Disebut apakah:a) garis AB?
                          b) garis KL?
2x40mnt


Menghitung panjang garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua lingkaran

·   Menentukan  panjang garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar
Tes tertulis
Uraian
Panjang jari-jari dua lingkaran masing-masing 7cm dan 1cm. Jika jarak antara titik pusatnya 10cm, berapakah panjang garis singgung:
a)   persekutuan dalam
b)   persekutuan luar
4x40mnt
4.5 Melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar suatu segitiga
Lingkaran
Menggunakan jangka dan penggaris untuk melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga

·   Melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga

Tes tertulis
Uraian
Dengan menggunakan jangka dan penggaris, lukislah lingkaran:
a)   dalam suatu segitiga
b)   luar suatu segitiga
4x40mnt
v  Karakter siswa yang diharapkan :   Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )



Silabus PEMBELAJARAN

Sekolah                     : SMPN 2 Malangbong
Kelas                         : VIII (Delapan)
Mata Pelajaran      : Matematika
Semester                   : II (dua)
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Pencapaian   Kompetensi
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Teknik
Bentuk
Contoh Instrumen
5.1 Mengiden- tifikasi sifat-sifat kubus, ba-lok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya.
Kubus, balok, prisma tegak, limas
Mendiskusikan unsur-unsur kubus, balok, prisma dan limas dengan menggunakan model
·     Menyebutkan unsur-unsur kubus, balok, prisma, dan limas : rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal.

Tes tertulis
Daftar pertanyaan
               W                             V

      T                             U
                  S                          R
       P                            Q
Perhatikan balok PQRS-TUVW.
a.   Sebutkan rusuk-rusuk tegaknya!
b.   Sebutkan diagonal ruangnya!
Sebutkan bidang alas dan atasnya!
2x40mnt
Buku teks, lingkungan, bangun ruang sisi datar (padat dan kerangka)
5.2 Membuat jaring-jaring ku-bus, balok, prisma dan limas
Kubus, balok, prisma tegak, limas
Merancang jaring-jaring
-   kubus
-   balok
-   prisma tegak
-   limas

·     Membuat jaring-jaring
-    kubus
-    balok
-    prisma tegak
-    limas

Unjuk kerja
Tes uji petik kerja
Dengan menggunakan karton manila, buatlah model:
a.       balok
b.       kubus
c.        limas
4x40mnt
5.3 Menghi-tung luas permukaan dan volu-me kubus, balok, pris-ma dan limas
Kubus, balok, prisma tegak, limas
Mencari rumus luas permukaan kubus, balok, limas dan prisma tegak

·     Menemukan rumus luas permukaan kubus, balok, limas dan prisma tegak

Tes lisan
Daftar pertanyaan
1.Sebutkan rumus luas permukaan kubus jika rusuknya x cm.
2. Sebutkan rumus luas permukaan prisma yang alasnya jajargenjang dengan panjang alas a cm dan tingginya b cm. Tinggi prisma t cm.
4x40mnt
Menggunakan rumus untuk menghitung  luas permukaan kubus, balok, prisma dan limas.
·     Menghitung luas permukaan kubus, balok, prisma dan limas

Tes tertulis
Uraian
Suatu prisma tegak sisi tiga panjang rusuk alasnya 6 cm dan tingginya 8 cm. Hitunglah luas permukaan prisma.
4x40mnt
Mencari rumus volume kubus, balok, prisma, limas.


·     Menentukan rumus volume kubus, balok, prisma, limas


Tes lisan
Daftar Pertanyaan
1. Sebutkan rumus volume:
     a) kubus dengan panjang rusuk x cm.
     b) balok dengan panjang pcm, lebar lcm, dan tinggi t cm.
2x40mnt
Menggunakan rumus untuk menghitung volume kubus, balok, prisma, limas.

·     Menghitung volume kubus, balok, prisma, limas.

Tes tertulis
Tes pilihan ganda
Suatu limas tegak sisi-4 alasnya berupa persegi dengan panjang sisi 9 cm. Jika tinggi limas 8 cm maka volume limas :
A.      206 cm
B.      216 cm
C.      261 cm
D.      648 cm
6x40mnt
v  Karakter siswa yang diharapkan :   Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )

 

Mengetahui,
Kepala SMPN 2 Malangbong



( ......................................................... )
NIP/NIK :…………..……………….

Garut, Februari 2012
Guru Mapel Matematika.



( Didit Wijaya)
NIP/NIK :…….…………….