Ads 970x90
Home
All posts
Rabu, 26 September 2012
Senin, 03 September 2012
WAWASAN WIYATA MANDALA
Sekolah Dan Wawasan Wiyatamandala
“Only education can open the mind and the heart of human to
achieve happiness, welfare, and peaceful life”
Pendidikan dalam arti luas,
mengandung pengertian mendidik, mengajar, dan melatih, yang pada hakikatnya ketiganya
merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan karena masing-masing memiliki fungsi
tertentu dan mengarah kepada pembentukan bagian tertentu dari kepribadian anak
didik.
- Mendidik
tertuju pada pengembangan
aspek-aspek moral, agama, dan segi kepribadian ke arah yang lebih baik. Lebih
ditujukan pada pengembangan budi pekerti, semangat, ketaqwaan, dan lain-lain
yang bermaksud mengangkat citra dan martabat kemanusiaan yang terdidik
- mengajar
memusatkan sasaran pada pengisian
ilmu pengetahuan serta peningkatan kecerdasan. Lebih ditujukan untuk
mengembangkan dan mempertajam kemampuan anak didik untuk menganalisis masalah,
mencari fakta, mengumpulkan alasan, dan menarik kesimpulan secara logis.
- melatih
mengembangkan keterampilan anak
dalam rangka mempraktekan hasil pendidikan dan pengajaran yang diterima.
Sasaran kegiatan melatih adalah keterampilan jasmani.
Sebagaimana diri anak didik yang
merupakan kesatuan harmonis dari semua kekuatan hakiki unsur-unsurnya, tiga
segi pendidikan ini haruslah dilakukan bersama-sama, simultan, dan terpadu,
serta berkelanjutan, serasi dengan perkembangan anak didik beserta lingkungan
hidupnya.
Sekolah merupakan tempat
terselenggaranya proses pendidikan yang berdasarkan Pancasila dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional.
“Pendidikan adalah suatu proses, proses yang tidak akan dapat
berjalan secara wajar, tertib dan teratur tanpa di tunjang oleh unsur-unsur
pendukungnya”
SEKOLAH MERUPAKAN WIYATAMANDALA
A. Arti Wawasan Wiyatamandala
Wawasan berarti pandangan; tinjauan. Wiyata berarti pengajaran;
pendidikan. Mandala berarti bulatan; kawasan; lingkungan.
Sehingga wawasan wiyatamandala adalah suatu pandangan atau tinjauan mengenai
lingkungan pendidikan.
Wawasan wiyatamandala merupakan
suatu pandangan bahwa suatu proses pendidikan di sekolah akan berhasil jika
kita mendudukkan sekolah sesuai dengan fungsinya yakni sebagai lembaga
pendidikan tempat berlangsungnya siswa belajar guru mengajar untuk mencapai
tujuan pendidikan.
Sekolah sebagai pengemban utama misi
pendidikan hendaknya hanya digunakan untuk tujuan Pendidikan. Karena apabila
sekolah keluar dari fungsinya, maka jalannya pendidikan akan terganggu dan
martabat sekolah sebagai lembaga pendidikan serta merta akan turun. Oleh karena
itu, setiap pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan berkewajiban untuk
menciptakan sekolah sebagai wawasan wiyatamandala.
B. MENGAPA WAWASAN WIYATAMANDALA
DIPERLUKAN?
Dalam usaha mewujudkan situasi dan
kondisi yang aman, tentram dan nyaman selama KBM berlangsung, tentunya ada
banyak faktor dan komponen yang harus menjadi perhatian kita semua. Yang perlu
kita pahami adalah bahwa semua itu akan menimbulkan dorongan dan rangsangan
untuk tetap berusaha menjamin kelancaran proses KBM agar berjalan tertib dan
terhindar dari gangguan, baik dari dalam maupun luar sekolah.
Dari hal inilah diperlukan satu
kesatuan pandangan yang sama dari warga sekolah mengenai eksistensi sekolah.
Kesatuan pandangan inilah yang kita sebut wawasan wiyatamandala.
Konsep wiyatamandala adalah gagasan
yang mengikat setiap warga sekolah sebagai suatu wadah dalam menuju tercapainya
tujuan pendidikan. Konsep ini harus mampu menjamin tumbuhnya kedinamisan dalam
kehidupan di sekolah.
C. ISI WAWASAN WIYATAMANDALA
Dilihat dari konsepnya sebagai
gagasan yang dimamis, isi wawasan wiyatamandala adalah :
1. Sekolah merupakan
wiyatamandala (lingkungan pendidikan) sehingga tak boleh digunakan untuk
menyelenggarakan kegiatan diluar tujuan pendidikan. Setiap warga sekolah harus
dapat menunjukkan loyalitas yang tinggi terhadap sekolahnya.
Selain itu, pelaksanaan KBM harus
semakin ditingkatkan, baik bersifat kurikuler, kokurikuler maupun
ekstrakurikuler. Semuanya hendaknya dapat dilaksanakan dengan lebih terarah
bagi perkembangan anak didik.
2. Wewenang dan tanggung jawab
penuh kepala sekolah untuk menyelenggarakan proses pendidikan. Kepala
sekolah merupakan “pintu” yang harus dilalui oleh aparat sekolah ataupun
masyarakat luar apabila ada hal-hal yang bersangkut paut dengan sekolah.
3. Kerja sama antara guru dan
orangtua murid sangatlah diperlukan agar tercipta keserasian antara fungsi
pendidikan dalam lingkungan keluarga dan sekolah.
Guru sebagai pemeran sentral dalam
pelaksanaan pendidikan merupakan penyuluh dan pembimbing ke arah masa depan
yang lebih baik serta penggerak ke arah kemajuan. Kerja sama antara guru dan
orangtua siswa di harapkan dapat menimbulkan pengertian dan membuka pandangan
orang tua tentang apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab dalam membimbing
anaknya.
4. Guru, didalam maupun diluar
sekolah harus mampu menjunjung tinggi martabat dan citra guru sebagai
manusia yang dapat digugu (di ikuti, dipercaya) dan ditiru. Ia harus dapat
memberi contoh, bersikap dan bertindak yang baik sesuai dengan asas ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri
handayani.
5. Sekolah sebagai wiyatamandala
harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya, tetapi harus mencegah
masuknya sikap dan perbuatan yang dapat menimbulkan pertentangan. Selain itu
sekolah diharapkan menjadi teladan bagi kehidupan masyarakat sekitarnya.
D. PERANAN SISWA DALAM RANGKA
MEWUJUDKAN SEKOLAH SEBAGAI WAWASAN WIYATAMANDALA
Terciptanya wawasan wiyatamandala
disekolah merupakan kewajiban setiap unsur yang terlibat dalam pendidikan,
termasuk siswa. Dalam rangka mewujudkan sekolah sebagai wiyatamandala, beberapa
hal yang dapat dilakukan siswa :
1. Berperan secara aktif dan
mendukung setiap kegiatan sekolah yang berhubungan dengan pendidikan.
2. Wajib melaporkan segala gejala dan gangguan yang terjadi disekolah kepada guru atau kepala sekolah.
3. Membantu terciptanya tata tertib di sekolah dengan mematuhinya.
4. Siswa berusaha untuk memanfaatkan waktu seefisien mungkin dalam belajar.
5. Pemanfaatan fasilitas belajar yang ada sebaik mungkin dan menjaganya agar tetap dalam kondisi optimal.
6. Mengikuti kegiatan-kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler yang membantu proses belajar-mengajar.
7. Siswa mengikuti kegiatan berorganisasi melalui OSIS.
8. Menghindari tindakan yang akan menganggu ketertiban dan proses KBM.
2. Wajib melaporkan segala gejala dan gangguan yang terjadi disekolah kepada guru atau kepala sekolah.
3. Membantu terciptanya tata tertib di sekolah dengan mematuhinya.
4. Siswa berusaha untuk memanfaatkan waktu seefisien mungkin dalam belajar.
5. Pemanfaatan fasilitas belajar yang ada sebaik mungkin dan menjaganya agar tetap dalam kondisi optimal.
6. Mengikuti kegiatan-kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler yang membantu proses belajar-mengajar.
7. Siswa mengikuti kegiatan berorganisasi melalui OSIS.
8. Menghindari tindakan yang akan menganggu ketertiban dan proses KBM.
Banyak kegiatan yang bisa dan
selayaknya dilakukan oleh siswa dalam mewujudkan sekolah sebagai Wawasan
Wiyatamandala dan tentunya hal ini juga harus di dukung dan diarahkan penuh
oleh guru dan kepala sekolah.
Marilah kita upayakan terciptanya
Wawasan Wiyatamandala ini agar sekolah dapat berfungsi sesuai dengan statusnya
(institusionalisasi) yakni melaksanakan proses belajar-mengajar sehingga
tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan (profesionalisasi) dan pembinaan
kehidupan yang sehat dikalangan siswa untuk menghadapi masa depannya.
“Pendidikan itu luar biasa karena laksana air di padang gersang.
Pendidikan membantu memperluas cakrawala pandangan kita akan indahnya hidup
dengan berbagi ilmu… Bersyukurlah, karena kita bisa menjadi bagian dari
Pendidikan”
pendidikan karakter
Apabila kita simak bersama, bahwa
dalam pendidikan atau mendidik tidak hanya sebatas mentransfer ilmu saja, namun
lebih jauh dan pengertian itu yang lebih utama adalah dapat mengubah atau
membentuk karakter dan watak seseorang agar menjadi lebih baik, lebih sopan
dalam tataran etika maupun estetika maupun perilaku dalam kehidupan
sehari-hari.
Memang idealnya demikian. Namun apa
yang terjadi di era sekarang? Banyak kita jumpai perilaku para anak didik kita
yang kurang sopan, bahkan lebih ironis lagi sudah tidak mau menghormati kepada
orang tua, baik guru maupun sesama. Banyak kalangan yang mengatakan bahwa
"watak" dengan "watuk" (batuk) sangat tipis perbedaannya.
Apabila "watak" bisa terjadi karena sudah dari sononya atau bisa juga
karena faktor bawaan yang sulit untuk diubah, namun apabila "watak"
=batuk, mudah disembuhkan dengan minum obat batuk. Mengapa hal ini bisa
terjadi? Jelas hal ini tidak dapat terlepas adanya perkembangan atau laju ilmu
pengetahuan dan teknologi serta informasi yang mengglobal, bahkan sudah tidak
mengenal batas-batas negara hingga mempengaruhi ke seluruh sendi kehidupan
manusia.
Makna
Pendidikan
Banyak kalangan memberikan makna
tentang pendidikan sangat beragam, bahkan sesuai dengan pandangannya
masing-masing. Azyumardi Azra dalam buku "Paradigma Baru Pendidikan
Nasional Rekonstruksi dan Demokratisasi", memberikan pengertian tentang
"pendidikan" adalah merupakan suatu proses di mana suatu bangsa
mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan untuk memenuhi
tujuan hidup secara efektif dan efisien. Bahkan ia menegaskan, bahwa pendidikan
lebih sekedar pengajaran, artinya, bahwa pendidikan adalah suatu proses dimana
suatu bangsa atau negara membina dan mengembangkan kesadaran diri diantara
individu-individu.
Di samping itu, pendidikan adalah
suatu hal yang benar-benar ditanamkan selain menempa fisik, mental dan moral
bagi individu-individu, agar mereka menjadi manusia yang berbudaya, sehingga
diharapkan mampu memenuhi tugasnya sebagai manusia yang diciptakan Allah Tuhan
Semesta Alam sebagai makhluk yang sempurna dan terpilih sebagai khalifahNya di
muka bumi ini yang sekaligus menjadi warga negara yang berarti dan bermanfaat
bagi suatu negara.
Perkembangan
Pendidikan
Bangkitnya dunia pendidikan yang
dirintis oleh Pahlawan kita Ki Hadjar Dewantara untuk menentang penjajah pada
massa lalu, sungguh sangat berarti apabila kita cermati dengan saksama. Untuk
itu tidak terlalu berlebihan apabila bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar
memperingati hari Pendidikan Nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Mei ini,
sebagai bentuk refteksi penghargaan sekaligus bentuk penghormatan yang tiada terhingga
kepada para Perintis Kemerdekaan dan Pahlawan Nasional. Di samping itu, betapa
jiwa nasionalisme dan kejuangannya serta wawasan kebangsaan yang dimiliki para
pendahulu kita sangat besar, bahkan rela berkorban demi nusa dan bangsa. Lantas
bagaimana perkembangan sekarang? Sangat ironis, memang. Banyak para pemuda kita
yang tidak memiliki jiwa besar, bahkan sangat mengkhawatirkan, janganjangan
terhadap lagu kebangsaan kita pun sudah tidak hafal, jangankan menghayati.
Namun, kita sangat yakin dan semakin sadar, bahwa hanya melalui dunia
pendidikanlah bangsa kita akan menjadi maju, sehingga dapat mengejar
ketertinggalan dengan bangsa lain di dunia, sekaligus merupakan barometer
terhadap kualitas sumber daya manusia.
Krisis moneter yang berlanjut dalam
krisis ekonomi yang terjadi hingga puncaknya ditandai dengan jatuhnya rezim
Soeharto dari kekuasaannya pada Mei 1998 yang lalu, telah mendorong reformasi
bukan hanya dalam bidang politik dan ekonomi saja, melainkan juga terimbas
dalam dunia pendidikan juga. Reformasi dalam bidang pendidikan, pada dasarnya
merupakan reposisi dan bahkan rekonstruksi pendidikan secara keseluruhan atau
secara komprehensif integral. Reformasi, reposisi dan rekonstruksi pendidikan
jelas harus melibatkan penilaian kembali secara kritis pencapaian dan
masalah-masalah yang dihadapi dalam penyelenggaraan pendidikan nasional.
Apabila kita amati secara garis
besar, pencapaian pendidikan nasional kita masih jauh dan harapan, apalagi
untuk mampu bersaing secara kompetitif dengan perkembangan pendidikan pada
tingkat global. Baik secara kuantitatif maupun kualitatif, pendidikan nasional
masih memiliki banyak kelemahan mendasar. Bahkan pendidikan nasional, menurut
banyak kalangan, bukan hanya belum berhasil meningkatkan kecerdasan dan
keterampilan anak didik, melainkan gagal dalam membentuk karakter dan watak
kepribadian (nation and character building), bahkan terjadi adanya degradasi
moral.
Reformasi
Pendidikan
Kita harus sadar, bahwa pembentukan
karakter dan watak atau kepribadian ini sangat penting, bahkan sangat mendesak
dan mutlak adanya (tidak bisa ditawar-tawar lagi). Hal ini cukup beralasan.
Mengapa mutlak diperlukan? Karena adanya krisis yang terus berkelanjutan
melanda bangsa dan negara kita sampai saat ini belum ada solusi secara jelas
dan tegas, lebih banyak berupa wacana yang seolah-olah bangsa ini diajak dalam
dunia mimpi. Tentu masih ingat beberapa waktu yang lalu Pemerintah mengeluarkan
pandangan, bahwa bangsa kita akan makmur, sejahtera nanti di tahun 2030. Suatu
pemimpin bangsa yang besar untuk mengajak bangsa atau rakyatnya menjadi
"pemimpi" dalam menggapai kemakmuran yang dicita-citakan.
Banyak kalangan masyarakat yang
mempunyai pandangan terhadap istilah "kelatahan sosial" yang terjadi
akhir-akhir ini. Hal ini memang terjadi dengan berbagai peristiwa, seperti
tuntutan demokrasi yang diartikan sebagai kebebasan tanpa aturan, tuntutan
otonomi sebagai kemandirian tanpa kerangka acuan yang mempersatukan seluruh
komponen bangsa, hak asasi manusia yang terkadang mendahulukan hak daripada
kewajiban. Pada akhirnya berkembang ke arah berlakunya hukum rimba yang memicu
kesukubangsaan (ethnicity). Kerancuan ini menyebabkan orang frustasi dan
cenderung meluapkan perasaan tanpa kendali dalam bentuk "amuk massa atau
amuk sosial".
Berhadapan dengan berbagai masalah
dan tantangan, pendidikan nasional pada saat yang sama (masih) tetap memikul
peran multidimensi. Berbeda dengan peran pendidikan pada negara-negara maju,
yang pada dasarnya lebih terbatas pada transfer ilmu pengetahuan, peranan
pendidikan nasional di Indonesia memikul beban lebih berat Pendidikan berperan
bukan hanya merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetap lebih luas
lagi sebagai pembudayaan (enkulturisasi) yang tentu saja hal terpenting dan
pembudayaan itu adalah pembentukan karakter dan watak (nation and character
building), yang pada gilirannya sangat krusial bagi notion building atau dalam
bahasa lebih populer menuju rekonstruksi negara dan bangsa yang lebih maju dan
beradab.
Oleh karena itu, reformasi
pendidikan sangat mutlak diperlukan untuk membangun karakter atau watak suatu
bangsa, bahkan merupakan kebutuhan mendesak. Reformasi kehidupan nasional
secara singkat, pada intinya bertujuan untuk membangun Indonesia yang lebih
genuinely dan authentically demokratis dan berkeadaban, sehingga betul-betul
menjadi Indonesia baru yang madani, yang bersatu padu (integrated). Di samping
itu, peran pendidikan nasional dengan berbagai jenjang dan jalurnya merupakan
sarana paling strategis untuk mengasuh, membesarkan dan mengembangkan warga
negara yang demokratis dan memiliki keadaban (civility) kemampuan,
keterampilan, etos dan motivasi serta berpartisipasi aktif, merupakan ciri dan
karakter paling pokok dari suatu masyarakat madani Indonesia. Jangan sampai
yang terjadi malah kekerasan yang meregenerasi seperti halnya yang terjadi di
IPDN yang menjadi sorotan akhir-akhir ini (Kompas 16/4), Kekerasan fisik yang
mengorbankan nyawa dan harta benda tersebut, sangat jelas terkait pula dengan
masih bertahannya "kekerasan struktural" (structural violence) pada
tingkat tertentu. Akibatnya, perdamaian hati secara hakiki tidak atau belum
berhasil diwujudkan.
Pendidikan
Karakter
Tidak perlu disangsikan lagi, bahwa
pendidikan karakter merupakan upaya yang harus melibatkan semua pihak baik
rumah tangga dan keluarga, sekolah dan lingkungan sekolah, masyarakat luas.
Oleh karena itu, perlu menyambung kembali hubungan dan educational networks
yang mulai terputus tersebut. Pembentukan dan pendidikan karakter tersebut,
tidak akan berhasil selama antar lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan
dan keharmonisan.
Dengan demikian, rumah tangga dan
keluarga sebagai lingkungan pembentukan dan pendidikan karakter pertama dan
utama harus lebih diberdayakan. Sebagaimana disarankan Philips, keluarga
hendaklah kembali menjadi school of love, sekolah untuk kasih sayang (Philips,
2000) atau tempat belajar yang penuh cinta sejati dan kasih sayang (keluarga
yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah). Sedangkan pendidikan karakter melalui
sekolah, tidak semata-mata pembelajaran pengetahuan semata, tatapi lebih dari
itu, yaitu penanaman moral, nilai-nilai etika, estetika, budi pekerti yang
luhur dan lain sebagainya. Pemberian penghargaan (prizing) kepada yang
berprestasi, dan hukuman kepada yang melanggar, menumbuhsuburkan (cherising)
nilai-nilai yang baik dan sebaliknya mengecam dan mencegah (discowaging)
berlakunya nilai-nilai yang buruk. Selanjutnya menerapkan pendidikan
berdasarkan karakter (characterbase education) dengan menerapkan ke dalam
setiap pelajaran yang ada di samping mata pelajaran khusus untuk mendidik
karakter, seperti; pelajaran Agama, Sejarah, Moral Pancasila dan sebagainya.
Di samping itu tidak kalah
pentingnya pendidikan di masyarakat. Lingkungan masyarakat juga sangat
mempengaruhi terhadap karakter dan watak seseorang. Lingkungan masyarakat luas
sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai etika, estetika
untuk pembentukan karakter. Menurut Qurais Shihab (1996 ; 321), situasi
kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, mempengaruhi sikap dan cara
pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika sistem nilai dan pandangan mereka
terbatas pada kini dan di sini, maka upaya dan ambisinya terbatas pada hal yang
sama.
Apabila kita cermati bersama, bahwa
desain pendidikan yang mengacu pada pembebasan, penyadaran dan kreativitas
sesungguhnya sejak masa kemerdekaan sudah digagas oleh para pendidik kita,
seperti Ki Hajar Dewantara, KH. Ahmad Dahlan, Prof. HA. Mukti Ali, Ki Hajar
Dewantara misalnya, mengajarkan praktek pendidikan yang mengusung
kompetensi/kodrat alam anak didik, bukan dengan perintah paksaan, tetapi dengan
"tuntunan" bukan "tontonan". Sangat jelas cara mendidik
seperti ini dikenal dengan pendekatan "among"' yang lebih menyentuh
langsung pada tataran etika, perilaku yang tidak terlepas dengan karakter atau
watak seseorang. KH. Ahmad Dahlan berusaha "mengadaptasi" pendidikan
modern Barat sejauh untuk kemajuan umat Islam, sedangkan Mukti Ali mendesain
integrasi kurikulum dengan penambahan berbagai ilmu pengetahuan dan
keterampilan. Namun mengapa dunia pendidikan kita yang masih berkutat dengan
problem internalnya, seperti penyakit dikotomi, profesionalitas pendidiknya,
sistem pendidikan yang masih lemah, perilaku pendidiknya dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, membangun karakter
dan watak bangsa melalui pendidikan mutlak diperlukan, bahkan tidak bisa
ditunda, mulai dari lingklingan rumah tangga, sekolah dan masyarakat dengan
meneladani para tokoh yang memang patut untuk dicontoh. Semoga ke depan bangsa
kita lebih beradab, maju, sejahtera kini, esok dan selamanya. Seiring dengan
peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei Tahun 2007 yang lalu dan mereka yang
lahir pada tanggal yang sama, semoga panjang umur dan berjiwa pendidik yang
patut disuri tau-ladani generasi yang akan datang, bahkan lestari selamanya.
Amin. ©
Selasa, 10 April 2012
syarat sidang
Pengumuman,
Persyaratan sidang gel. 1 2012 :
1. Mengambil formulir di bagian akademik
2. Telah melunasi semua administrasi keuangan
3. Telah lulus ujian komprehensif
4. Skripsi telah diberi nilai dan ditanda tangani (disetujui) oleh pembimbing 1 dan pembimbing 2
5. Skripsi diperbanyak 3 rangkap (diklip menggunakan mika warna biru)
6. Foto copy akte kelahiran
7. Foto copy ijazah terakhir
8. Transkip nilai telah lengkap (nilai D maks 2)
9. Pas Foto (ukuran 4 x 6 = 4, ukuran 3 x 4 = 4, bukan digital (hitam putih))
* Pendaftaran dimulai 16 Maret 2012
* Nilai dan Pengumuman lain di tempel hari sekarang
* ttd. Ketua Prodi Pend. Mtmtk
Persyaratan sidang gel. 1 2012 :
1. Mengambil formulir di bagian akademik
2. Telah melunasi semua administrasi keuangan
3. Telah lulus ujian komprehensif
4. Skripsi telah diberi nilai dan ditanda tangani (disetujui) oleh pembimbing 1 dan pembimbing 2
5. Skripsi diperbanyak 3 rangkap (diklip menggunakan mika warna biru)
6. Foto copy akte kelahiran
7. Foto copy ijazah terakhir
8. Transkip nilai telah lengkap (nilai D maks 2)
9. Pas Foto (ukuran 4 x 6 = 4, ukuran 3 x 4 = 4, bukan digital (hitam putih))
* Pendaftaran dimulai 16 Maret 2012
* Nilai dan Pengumuman lain di tempel hari sekarang
* ttd. Ketua Prodi Pend. Mtmtk
Rabu, 07 Maret 2012
sungguh mulia tujuan pendidikan dimanapun
The United States Office of Education pada tahun 1918 (dalam Hernawan, 2009; 2.6)
telah mencanangkan tujuan pendidikan melalui Seven Cardinal Principles yang
memuat hal-hal berikut :
1. Health;
sekolah diwajibkan mempertinggi taraf kesehatan murid-murid.
2. Command
of fundamental processes; mengacu pada penguasaan kecakapan
pokok yang fundamental.
3. Worthy
home membership; sekolah dituntut untuk mendidik ana-anak
menjadi anggota keluarga yang berharga sehingga berguna bagi masyarakat.
4. Vocational
efficiency; mengacu pada efisiansi dalam pekerjaan.
5. Citizenship;
mengompakan bangsa-bangsa.
6. Worthy
use of leisure; berdisiplin dalam waktu.
7. Satisfaction
of religious needs; pemuasan kehidupan keagamaan.
Tujuan pendidikan di Indonesia yang diwujudkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
ironi, moral pendidikan bangsa Indonesia!!!
Bangsa Indonesia sangatlah menjungjung tinggi nilai
moral dan keagamaan. Hal tersebut tercermin dalam sikap, adat – istiadat, dan
budaya bangsa Indonesia yang lebih
dikenal dengan semboyan “gemah ripah repeh rapih”. Sebagaimana Hidayat dalam
(Teguh, 2011 :1) mengatakan Nilai – nilai luhur inipun dikehendaki menjadi
motivasi spiritual bagi bangsa ini dalam rangka melaksanakan sila – sila
lainnya dalam pancasila.
Namun dalam realitanya dewasa ini terdapat sesuatu
yang memprihatinkan dalam dunia pendidikan di Indonesia. seolah – olah nilai –
nilai luhur di atas telah digadaikan oleh penerima pendidikan dengan sesuatu
hal yang membawa kepada kehancuran, hal ini sesuai dengan pendapat Teguh (2011,
1) yang menyebutkan bahwa salah satu diantaranya adalah masih banyak anak
didik dan output pendidikan di Indonesia yang belum mencerminkan kepribadian
yang bermoral, seperti tawuran antar pelajar, penyalahgunaan obat – obatan
terlarang, pelecehan seksual, pergaulan bebas, dan banyak lainnya.
Ironis memang betapa tujuan pendidikan yang sungguh
luhur dirusak oleh para pelaku yang tidak bertanggungjawab. Namun sebenarnya
apa penyebab utama degradasi moral dan
keagamaan bangsa Indonesia. Angga (2011, 1) mengatakan kemajuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menghancurkan moral atau
akhlak manusia. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor utama degradasi moral dan keagamaan bangsa
Indonesia.
Era digital telah menciptakan dan melahirkan
kemajuan yang sangat luar biasa di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan.
Dimulai dari hadirnya alat hitung, computer dan kemudian berkembang ke segala
lini hingga merambah ke dunia penerbangan dan luar angkasa, serta perubahan
tersebut terjadi secara luar biasa drastis terjadi dihampir semua sektor. Namun
perkembangan yang begitu pesat dari dunia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) ini terlampau jauh, penyeimbang IPTEK yakni Iman dan Taqwa (IMTAQ)
diabaikan sehingga tidak bias saling melengkapi.
Perkembangan iptek yang semakin maju seakan membunuh
imtaq, apalagi sumber daya manusia Muslim masih sangat minim dalam menghadapi serangan iptek terhadap imtaq,
sudah seharusnya menjadi tanggung jawab bersama untuk menyeimbangkan iptek dan
imtaq.
Di dalam Dunia pendidikan Indonesia, iptek dan imtaq
terlampau dipisah pisahkan, sebagaimana Ari Ginanajar (2007) mengatakan “ …
yang mengalami keresahan akibat sistem pendidikan yang memisahkan tiga potensi
kecerdasan manusia dan terlalu menekankan intelektualitas dan akademis”.
Melihat hal tersebut dunia pendidikan berada pada posisi yang sangat riskan
melihat masalah yang ada, oleh karena itu diperlukan solusi cerdas yang dapat
mengatasi permasalahan ini.
Sabtu, 25 Februari 2012
SILABUS MTK KLS 8
Silabus PEMBELAJARAN
Sekolah : SMPN
2 Malangbong
Kelas :
VIII (Delapan)
Mata Pelajaran : Matematika
Semester :
I (satu)
ALJABAR
Standar
Kompetensi : 1. Memahami bentuk
aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Indikator Pencapaian
Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
|
|||||||||||
Teknik
|
Bentuk
|
Contoh
Instrumen
|
|||||||||||||||
1.1
Melakukan operasi aljabar
|
Bentuk aljabar
|
Mendiskusikan hasil operasi tambah, kurang pada
bentuk aljabar (pengulangan).
|
· Menyelesaikan operasi
tambah dan kurang pada bentuk aljabar.
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Berapakah:
(2x + 3)
+ (-5x – 4)
|
2x40mnt
|
Buku Paket SMP/ Mts kelas VIII.
LKS
|
|||||||||
Mendiskusikan hasil operasi kali, bagi dan pangkat
pada bentuk aljabar (pengulangan).
|
· Menyelesaikan operasi
kali, bagi dan pangkat pada bentuk aljabar
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Berapakah
(-x + 6)(6x – 2)
|
2x40mnt
|
||||||||||||
1.2
Mengurai- kan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya
|
Bentuk aljabar
|
Mendata faktor suku aljabar berupa konstanta
atau variabel
|
· Menentukan faktor suku
aljabar
|
Tes lisan
|
Daftar pertanyaan
|
Sebutkan variabel pada bentuk berikut:
1. 4x + 3
2. 2p – 5
3. (5a – 6)(4a+1)
|
2x40mnt
|
Buku Paket SMP/ Mts kelas VIII.
LKS
|
|||||||||
Menentukan faktor-faktor bentuk aljabar dengan
cara menguraikan bentuk aljabar tersebut.
|
· Menguraikan bentuk
aljabar ke dalam faktor-faktornya
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Faktorkanlah 6a - 3b + 12
|
2x40mnt
|
||||||||||||
1.3
Memahami relasi dan fungsi
|
Relasi dan fungsi
|
Menyebutkan
hubungan yang merupakan suatu fungsi melalui masalah sehari-hari,
misal hubungan antara nama kota dengan negara/propinsi, nama siswa dengan
ukuran sepatu.
|
· Menjelaskan dengan
kata-kata dan menyatakan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan relasi dan
fungsi
|
Tes lisan
|
Daftar pertanyaan
|
Berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan fungsi!
|
2x40mnt
|
Buku Paket SMP/ Mts kelas VIII.
LKS
|
|||||||||
|
|
Menuliskan suatu fungsi menggunakan notasi
|
· Menyatakan suatu fungsi
dengan notasi
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Harga gula 1 kg Rp 5600,00. Harga a kg gula 5600 a rupiah.Nyatakan dalam bentuk fungsi
a !
|
1x40mnt
|
||||||||||
1.4
Menentu-kan nilai fungsi
|
Fungsi
|
Mencermati cara menghitung nilai fungsi dan
menentukan nilainya.
|
· Menghitung nilai fungsi
|
Tes tertulis
|
Isian singkat
|
Jika f(x) = 4x -2 maka nilai f(3)=
|
2x40mnt
|
||||||||||
Menyusun suatu fungsi jika nilai fungsi dan data
fungsi diketahui
|
· Menentukan bentuk
fungsi jika nilai dan data fungsi diketahui
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Jika f(x) = px + q, f(1) = 3
dan
f(2) = 4,
tentukan f(x).
|
2x40mnt
|
||||||||||||
1.5
Membuat sketsa gra-fik fungsi aljabar se-derhana pada sis-tem koor-dinat
Car-tesius
|
Fungsi
|
Membuat
tabel pasangan antara nilai peubah dengan nilai fungsi
|
· Menyusun tabel pasangan
nilai peubah dengan nilai fungsi
|
Tes tertulis
|
Isian singkat
|
Diketahui f(x) = 2x + 3.
Lengkapilah tabel berikut:
|
2x40mnt
|
||||||||||
Menggambar grafik fungsi aljabar dengan cara
menentukan koordinat titik-titik pada sistem koordinat Cartesius.
|
· Menggambar grafik
fungsi pada koordinat Cartesius
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Dengan menggunakan tabel gambarlah grafik fungsi
yang dinyatakan f(x) = 3x -2.
|
2x40mnt
|
||||||||||||
1.6
Menentu- kan gradi-en, persa-maan dan grafik garis lurus.
|
Garis Lurus
|
Menemukan pengertian dan nilai gradien suatu
garis dengan cara menggambar beberapa garis lurus pada kertas berpetak.
|
· Menjelaskan pengertian
dan menentukan gradien garis lurus dalam berbagai bentuk
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Disajikan gambar beberapa garis pada kertas
berpetak. Tentukan gradien garis-garis tersebut!
|
2x40mnt
|
||||||||||
Menemukan cara menentukan persamaan garis yang
melalui dua titik dan melalui satu titik dengan gradien tertentu
|
· Menentukan persamaan
garis lurus yang melalui dua titik dan melalui satu titik dengan gradien
tertentu
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Persamaan garis yang melalui titik (2,3) dan
mempunyai gradien 2 adalah . .
|
2x40mnt
|
||||||||||||
Menggambar garis lurus jika
- melalui dua titik
- melalui satu titik
dengan gradien tertentu
- persamaan garisnya
diketahui.
|
· Menggambar grafik garis
lurus
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Gambarlah garis lurus dengan persamaan y = 2x -
4
|
4x40mnt
|
||||||||||||
v Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline
)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
|
Silabus PEMBELAJARAN
Sekolah
: SMPN 2 Malangbong
Kelas
: VIII (Delapan)
Mata Pelajaran : Matematika
Semester : I (satu)
Standar
Kompetensi : 2. Memahami sistem
persamaan linear dua variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Indikator Pencapaian
Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
|
||
Teknik
|
Bentuk
|
Contoh
Instrumen
|
||||||
2.1
Menyele-saikan sis-tem persa-maan line-ar dua va-riabel
|
Sistem Persamaan Linear Dua variabel
|
Mendiskusikan pengertian PLDV dan SPLDV
|
· Menyebutkan perbedaan
PLDV dan SPLDV
|
Tes lisan
|
Uraian
|
Perhatikan bentuk 4x + 2 y = 2
x – 2y = 4
a. Apakah merupakan sistem
persamaan?
b. Ada berapa variabel?
c. Apa variabelnya?
d. Disebut apakah bentuk
tersebut?
|
2x40mnt
|
Buku teks dan lingkungan
|
Mengidentifikasi SPLDV dalam berbagai bentuk dan
variabel
|
·
Menjelaskan SPLDV dalam berbagai bentuk dan variabel
|
Tes tertulis
|
Isian singkat
|
Manakah yang merupakan SPLDV?
a. 4x + 2y = 2
x
– 2y = 4
b. 4x + 2y ≤ 2
x – 2y = 4
c. 4x + 2y > 2
x – 2y = 4
d. 4x + 2y – 2 = 0
x – 2y – 4 = 0
|
2x40mnt
|
|||
Menyelesaikan SPLDV dengan cara substitusi dan
eliminasi
|
·
Menentukan akar SPLDV dengan substitusi dan eliminasi
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Selesaikan SPLDV
berikut ini:
3x – 2y = -1
-x + 3y = 12
|
2x40mnt
|
|||
2.2
Membuat ma-tematika dari masa-lah yang berkaitan dengan sistem per-samaan
linear dua variabel
|
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
|
Mengubah masalah sehari-hari ke dalam matematika
berbentuk SPLDV
|
·
Membuat matematika dari masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan SPLDV
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Harga 4 pensil dan 5 buku tulis Rp19 000,00 sedangkan harga 3 pensil
dan 4 buku tulis Rp15 000,00. Tulislah matematikanya.
|
2x40mnt
|
|
2.3 Menyele-saikan mo-del mate-matika dari
masalah yang ber-kaitan dengan sistem per-samaan linear dua variabel dan
penaf-sirannya
|
Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel
|
Mencari penyelesaian suatu masalah yang dinyatakan dalam matematika dalam
bentuk SPLDV
|
·
Menyelesaikan matematika dari masalah yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Selesaikan SPLDV berikut:
2x + 3y = 8
5x - 2y
=1
|
2x40mnt
|
|
Menggunakan grafik garis lurus untuk menyelesaikan
matematika yang berkaitan dengan SPLDV dan menafsirkan hasilnya
|
·
Menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis
lurus
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Selesaikan SPLDV
4x + 5y = 19
3x + 4y = 15
dengan menggunakan grafik garis lurus dan
merupakan apakah hasilnya?
|
4x40mnt
|
|||
v Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline
)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
|
Silabus PEMBELAJARAN
Sekolah : SMPN
2 Malangbong
Kelas :
VIII (Delapan)
Mata Pelajaran : Matematika
Semester :
I (satu)
GEOMETRI DAN PENGUKURAN
Standar Kompetensi : 3. Menggunakan Teorema Pythagoras
dalam pemecahan masalah
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
|
||
Teknik
|
Bentuk
|
Contoh
Instrumen
|
||||||
3.1 Menggu-nakan
Teorema Pythago-ras untuk menentu-kan pan-jang sisi-sisi segi-tiga siku-siku.
|
Teorema Pythagoras
|
Menemukan Teorema Pythagoras dengan menggunakan
persegi-persegi.
|
· Menemukan Teorema
Pythagoras
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Panjang sisi siku-siku suatu segitiga adalah a
cm dan b cm, dan panjang sisi miring c cm. Tuliskan hubungan antara a, b, dan
c.
|
2x40mnt
|
Buku teks, kertas berpetak,
Pythagoras
|
Menuliskan rumus Teorema Pythagoras pada
segitiga siku-siku.
|
· Menghitung panjang sisi
segitiga siku-siku jika dua sisi lain diketahui.
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Panjang salah satu sisi segitiga siku-siku 12
cm, dan panjang sisi miringnya 13 cm. Hitunglah panjang sisi siku-siku yang
lain.
|
2x40mnt
|
|||
Menerapkan Teorema Pythagoras pada segitiga
siku-siku dengan sudut istimewa
|
· Menghitung perbandingan
sisi sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya 300, 450,
600)
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Segitiga ABC siku-siku di B. Sudut A = 300
dan panjang AC = 6 cm. Hitunglah panjang sisi AB dan BC.
|
4x40mnt
|
|||
3.2 Memecah-kan masa-lah pada bangun datar yang berkaitan
dengan Teorema Pythago-ras.
|
Teorema Pythagoras
|
Mencari perbandingan sisi-sisi segitiga
siku-siku istimewa dengan menggunakan teorema Pythagoras
|
· Menghitung perbandingan
sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Suatu segitiga ABC siku-siku di B dengan besar
sudut A = 300, dan panjang AB=c cm
Hitung panjang sisi-sisi BC dan AC.
|
2x40mnt
|
|
Menggunakan teorema Pythagoras untuk menghitung
panjang diagonal, sisi, pada bangun datar, misal persegi, persegipanjang,
belah- ketupat, dsb
|
· Menghitung panjang
diagonal pada bangun datar, misal persegi, persegipanjang, belah- ketupat,
dsb
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Persegipanjang mempunyai panjang 8 cm dan lebar
6 cm. Hitunglah
panjang diagonalnya.
|
6x40mnt
|
|||
v Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline
)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
|
Mengetahui,
Kepala SMPN 2 Malangbong
(
......................................................... )
NIP/NIK :…………..……………….
|
|
Garut, Februari 2012
Guru Mapel Matematika.
( Didit Wijaya)
NIP/NIK :…….…………….
|
Silabus PEMBELAJARAN
Sekolah :
SMPN 2 Malangbong
Kelas :
VIII (Delapan)
Mata Pelajaran : Matematika
Semester :
II (dua)
GEOMETRI
DAN PENGUKURAN
Standar Kompetensi : 4. Menentukan
unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Indikator Pencapaian
Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
|
||
Teknik
|
Bentuk
|
Contoh
Instrumen
|
||||||
4.1
Menentu kan unsur dan bagian-bagian lingkaran
|
Lingkaran
|
Mendiskusikan unsur-unsur dan bagian-bagian
lingkaran dengan menggunakan model
|
· Menyebutkan unsur-unsur
dan bagian-bagian lingkaran : pusat lingkaran, jari-jari, diameter, busur,
talibusur, juring dan tembereng.
|
Tes lisan
|
Daftar pertanyaan
|
Disebut
apakah ruas garis ?
|
2x40mnt
|
Buku Paket SMP/ Mts kelas VIII.
LKS
|
4.2 Menghitung
keliling dan luas lingkaran
|
Lingkaran
|
Menyimpulkan nilai phi dengan menggunakan benda
yang berbentuk lingkaran.
|
· Menemukan nilai phi
|
Unjuk kerja
|
Tes uji petik kerja
|
Ukurlah keliling (K) sebuah benda berbentuk
lingkaran dan juga diameternya (d).
Berapakah nilai
|
2x40mnt
|
|
Menemukan rumus keliling dan luas lingkaran
dengan menggunakan alat peraga
|
· Menentukan rumus
keliling dan luas lingkaran
|
Tes lisan
|
Daftar Pertanyaan
|
Sebutkan rumus keliling lingkaran yang
berjari-jari p.
Sebutkan rumus luas lingkaran yang berjari-jari
q.
|
4x40mnt
|
|||
Menggunakan rumus keliling dan luas lingkaran dalam pemecahan
masalah.
|
· Menghitung
keliling dan luas lingkaran.
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Hitunglah luas lingkaran jika ukuran
jari-jarinya 14 cm.
|
4x40mnt
|
|||
4.3
Mengguna-kan hu-bungan su-dut pusat, panjang busur, luas juring da-lam
peme-cahan masalah.
|
Lingkaran
|
Mengamati hubungan sudut pusat dan sudut
keliling yang menghadap busur yang sama
|
· Menjelaskan hubungan
sudut pusat dan sudut keliling jika menghadap busur yang sama
|
Tes tertulis
|
Isian singkat
|
Jika sudut A adalah sudut pusat dan sudut B
adalah sudut keliling, sebutkan hubungan antara sudut A dan sudut B jika
kedua sudut itu menghadap busur yang sama.
|
2x40mnt
|
|
Menghitung besar sudut keliling jika menghadap
diameter atau busur yang sama.
|
· Menentukan besar sudut
keliling jika menghadap diameter dan busur yang sama.
|
Tes lisan
|
Daftar Pertanyaan
|
Berapa besar sudut keliling jika menghadap
diameter lingkaran?
|
2x40mnt
|
|||
Menghitung panjang busur,
luas juring dan tembereng.
|
· Menentukan panjang
busur, luas juring dan luas tembereng.
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Di dalam lingkaran dengan jari-jari 12 cm,
terdapat sudut pusat yang besarnya 900
Hitunglah: a. Panjang busur kecil
b. luas juring kecil
|
4x40mnt
|
|||
Menemukan hubungan sudut pusat, panjang busur,
luas juring dan menggunakannya dalam pemecahan masalah
|
· Menggunakan hubungan
sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan masalah
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Seorang anak harus minum tablet yang berbentuk
lingkaran. Jika anak tersebut harus minum 1/3 tablet itu dan ternyata
jari-jari tablet 0,7 cm. Berapakah luas tablet yang diminum?
|
4x40mnt
|
|||
4.4
Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran
|
Lingkaran
|
Mengamati sifat sudut yang dibentuk oleh garis
singgung dan garis yang melalui titik pusat.
|
· Menemukan sifat sudut
yang dibentuk oleh garis singgung dan garis yang melalui titik pusat.
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Perhatikan gambar!
Berapakah besar sudut P?
Jelaskan!
|
2x40mnt
|
|
Mencermati garis singgung persekutuan dalam dan
persekutuan luar dua lingkaran
|
· Menjelaskan garis
singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua lingkaran.
|
Tes tertulis
|
Isian singkat
|
Perhatikan gambar!
Disebut
apakah:a) garis AB?
b) garis KL?
|
2x40mnt
|
|||
|
|
Menghitung panjang garis singgung persekutuan
dalam dan persekutuan luar dua lingkaran
|
· Menentukan panjang garis singgung persekutuan dalam
dan persekutuan luar
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Panjang jari-jari dua lingkaran masing-masing 7cm
dan 1cm. Jika jarak antara titik pusatnya 10cm, berapakah panjang garis
singgung:
a) persekutuan dalam
b) persekutuan luar
|
4x40mnt
|
|
4.5
Melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar suatu segitiga
|
Lingkaran
|
Menggunakan jangka dan penggaris untuk melukis
lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga
|
· Melukis lingkaran dalam
dan lingkaran luar segitiga
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Dengan menggunakan jangka dan penggaris,
lukislah lingkaran:
a) dalam suatu segitiga
b) luar suatu segitiga
|
4x40mnt
|
|
v Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline
)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
|
Silabus
PEMBELAJARAN
Sekolah :
SMPN 2 Malangbong
Kelas :
VIII (Delapan)
Mata Pelajaran : Matematika
Semester :
II (dua)
Standar Kompetensi :
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas,
dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Indikator Pencapaian
Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
|
||
Teknik
|
Bentuk
|
Contoh
Instrumen
|
||||||
5.1
Mengiden- tifikasi sifat-sifat kubus, ba-lok, prisma dan limas serta
bagian-bagiannya.
|
Kubus, balok, prisma tegak,
limas
|
Mendiskusikan unsur-unsur kubus, balok, prisma
dan limas dengan menggunakan model
|
· Menyebutkan unsur-unsur
kubus, balok, prisma, dan limas : rusuk, bidang sisi, diagonal bidang,
diagonal ruang, bidang diagonal.
|
Tes tertulis
|
Daftar pertanyaan
|
W V
T U
S R
P Q
Perhatikan balok PQRS-TUVW.
a. Sebutkan rusuk-rusuk
tegaknya!
b. Sebutkan diagonal
ruangnya!
Sebutkan
bidang alas dan atasnya!
|
2x40mnt
|
Buku teks, lingkungan, bangun ruang sisi datar
(padat dan kerangka)
|
5.2 Membuat
jaring-jaring ku-bus, balok, prisma dan limas
|
Kubus, balok, prisma tegak,
limas
|
Merancang jaring-jaring
- kubus
- balok
- prisma tegak
- limas
|
· Membuat jaring-jaring
- kubus
- balok
- prisma tegak
- limas
|
Unjuk kerja
|
Tes uji petik kerja
|
Dengan menggunakan karton manila, buatlah model:
a. balok
b. kubus
c.
limas
|
4x40mnt
|
|
5.3
Menghi-tung luas permukaan dan volu-me kubus, balok, pris-ma dan limas
|
Kubus, balok, prisma tegak,
limas
|
Mencari rumus luas permukaan
kubus, balok, limas dan prisma tegak
|
· Menemukan rumus luas
permukaan kubus, balok, limas dan prisma tegak
|
Tes lisan
|
Daftar pertanyaan
|
1.Sebutkan
rumus luas permukaan kubus jika rusuknya x cm.
2. Sebutkan
rumus luas permukaan prisma yang alasnya jajargenjang dengan panjang alas a
cm dan tingginya b cm. Tinggi prisma t cm.
|
4x40mnt
|
|
Menggunakan rumus untuk
menghitung luas permukaan kubus,
balok, prisma dan limas.
|
· Menghitung luas
permukaan kubus, balok, prisma dan limas
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Suatu prisma tegak sisi tiga panjang rusuk
alasnya 6 cm dan tingginya 8 cm. Hitunglah luas permukaan prisma.
|
4x40mnt
|
|||
Mencari rumus volume kubus, balok, prisma,
limas.
|
· Menentukan rumus volume
kubus, balok, prisma, limas
|
Tes lisan
|
Daftar
Pertanyaan
|
1.
Sebutkan rumus volume:
a) kubus dengan panjang rusuk x cm.
b) balok dengan panjang pcm, lebar lcm,
dan tinggi t cm.
|
2x40mnt
|
|||
Menggunakan rumus untuk
menghitung volume kubus, balok, prisma, limas.
|
· Menghitung volume
kubus, balok, prisma, limas.
|
Tes tertulis
|
Tes
pilihan ganda
|
Suatu limas tegak sisi-4 alasnya berupa persegi
dengan panjang sisi 9 cm. Jika tinggi limas 8 cm maka volume limas :
A.
206 cm
B.
216 cm
C.
261 cm
D.
648 cm
|
6x40mnt
|
|||
v Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline
)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
|
Mengetahui,
Kepala SMPN 2 Malangbong
(
......................................................... )
NIP/NIK :…………..……………….
|
|
Garut, Februari 2012
Guru Mapel Matematika.
( Didit Wijaya)
NIP/NIK :…….…………….
|
Langganan:
Postingan (Atom)